Setelah berakhirnya
masa keterpurukan akibat dari konsikuensi perang dunia kedua dimana pada saat
itu negara-negara eropa mengalami kehancuran secara infrasruktur (Great Depression), pada saat itu
pula terdapat kencenderungan untuk membangun kembali keterpurukan tersebut. Cara
untuk merespon keterpurukan ekonomi dan membagun pembagunan Negara Eropa
dilandasi oleh paradigm baru, yakni dikenal dengan teori “Keynesian” dilandasi dengan munculnya Teori Pembangunan pasca perang perang dunia
kedua sekitar tahun 1944.
Konsep pembagunan
rekonstruksi Eropa muncul dari dukungan dan inisiatif para Negara sekutu dan negra-negara yang
memenangkan peperangan di Eropa. Fokus orientasi rekonstruksi Eropa dilandasi
dengan upaya pemulihan ekonomi melalui pembangunan secara fisik maupun non
fisik. ide ini telah melahirkan konferensi Bretton Woods, tujuan utama dari konferensi
ini adalah untuk memberikan sebuah gagasan terhadap mekanisme penbangunan
perekonomian berdasarkan pada prinsip kapitalisme. Munculnya konferensi bretton
wood berawal dari ide John Mayard Keynes dengan gagasan tentang perdagangan
internasional, hasil dari gagasan ini melahirkan institusi global yang dikenal
sebagai IMF dan IBRD (Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan).
Keynes lebih menekankan
idenya pada pembangunan ekonomi secara domestik dan internasional dengan
harapan bahwa hal ini akan menjadikan generasi pemimpin politik baru yang akan
meneruskan ide pembagunan ekonomi dibawah konsep perdagangan internasionál dengan
melibatkan institusi global yang menjadi aktor utama dalam mendukung kebijakan ekonomi
politik nasional dan internasionál.
Kebijakan ekonomi ide John
Mayard Keynes sedikit bertentangan dengan para pakar ekonomi klasik seperti
Adam Smith, Thomas Mathus, David Ricardo, dan JB.Say yang lebih mengfokuskan
pada konsep pasar bebas dan kebebasan individu yang memisahkan interverensi
pemerintah. Teori Keynesian lebih menekankan agar pemerintah mengambil peranan
untuk menggunakan bantuan internasional melalui suntikan dana atau pinjaman modal
dalam mengalokasikan aktivitas perekonomian dalam negara.
Paradigma pembagunan
yang berorientasi pada pasar dan batuan internasionál serta campur tangan pemerintahan
dalam meluruskan kebijakan politik untuk kepentingan ekonomi dianggap sangat
efektif dalam mereknstruksi pembangunan nasional Negara-negara Eropa.
Keberhasilan model
pembagunan ala John Mayard Keynes menjadi model baru yang dianggap berhasil dan
perlu diimplementasikan dengan model yang sama oleh negara-negara miskin
khususnya dibenua Asia dan Afrika. Kemajuan negara-negara maju juga perlu
didukungan oleh ideologi politik maupun sistem politik yang tentunya mengikuti
sistem demokrasia atau sosialis.
Dengan berdasarkan pada pengalaman Negara-negara
maju yang telah berhasil dalam pembagunan nasional, muncullah sebuah paradigma baru
dari negara-negara yang terletak dia benua Asia dan Afrika, khususnya Negara miskin.
Ide John Mayard Keynes dan ekpansi atau internasionalisasi penerapan model
pembagunan Keynesian melahirkan sebuah paradigma baru yaitu paradigma
klasifikasi pembagunan berdasarkan pada ideolgi politik yakni klasifikasi "dunia ketiga" teori ini menerangkan
klasifikasi negara-negara didunia ini kedalam tiga bagian, yaitu negara-negara
maju yang secara ideology politik dan ekonomi menganut system demokrasi dan
sosialis.
1. Bagi para pakar politik, praktisioner, para
aktivis maupun komunitas civil societies
yang berpengalaman dalam konteks pembagunan nasional di Timor-Leste, apakah batuan
Internasional ala John Mayard Keynes masih relevant dalam pebangunan Nasional
Timor-Leste? Khususnya dengan hadirnya komunitas internasionál yang turut
terlibat dalam konteks arsitektur pembagunan nasionál Timor-Leste.
2. Apakah model pembagunan dengan pembagian
klasifikasi dunia kedalam tiga kategori “dunia pertama, kedua dan ketiga”
mempeta-petakan netralitas bantuan internasionál kepada Timor-Leste?
Artiket singkat dari : Celso da Fonseca
Masih ada penulisan opini lanjutkan pada periode
berikutnya.
No comments:
Post a Comment